* Menapak Masa Depan *
Karya : Nolpitos Hendri, S.Hum
Kisi-kisi hatiku diselimuti dengan sutra cinta
Bekas-bekas luka di kalbuku disiram dengan kasih
Sudut-sudut fikiran kotorku kubasuh dengan zikir
Hingga damai di hati dapat kunikmati
Kawan…!
Tolehkanlah mukamu dari yang nista
Hadapkanlah wajahmu ke arah kiblat
Agar kau bisa melihat Tuhan
Biarkan gemuruh ombak menghempas pantai
Tunggu badai menjadi riak
Jangan bunuh benih cinta di hatimu
Semailah kebajikan
Semailah perhatian
Agar tumbuh kasih
Agar tumbuh cinta
Jadilah hamba yang mengabdi
Jadilah anak yang berbakti
Jadikan hidupmu berarti
Tapaki masa depan dengan fikiran jernih
Arungi samudera cita dengan pengalaman
Agar tak tersandung di batu yang sama
Agar tak ada penyesalan
Agar tak menyalahkan diri sendiri
Berhenti berharap
Agar tak ada kekecewaan
Agar hati tak terluka
Agar kita selalu bersama Tuhan
* Jiwa yang Terpental *
Karya : Nolpitos Hendri, S.Hum
Di saat ku menapaki jalan imajinasi
Banyak kutemui jiwa yang terpental
Terpental dari jasad yang penuh fatamorgana
Dari jasad yang hampa dengan iman
Mereka mengadu kepadaku
Mereka kecewa dengan jasadnya
Yang tak punya perasaan
Tak punya kasih
Tak punya sayang
Apalagi punya cinta
Mereka merasa tak punya arti
Dan terabaikan
Serta terlupakan
Mereka berpesan
Wahai manusia…!
Jadilah umat yang beriman
Jadilah insan yang punya kasih
Insan yang punya sayang
Dan insan yang punya cinta
Sadarlah dari mimpi yang tak pasti
Bangkitlah dari kemerosotan iman
Berdirilah dari kajatuhan kasih
Bangunlah dari kehampaan sayang
Tapaki masa depan dengan cinta
Dengan semua itu dunia akan damai
Hidup akan terasa berarti
Hati akan tenang
Tak akan ada kekecewaan
Takkan ada hati yang terluka
Dengan itu Tuhan akan melimpahkan anugerah-Nya
Bencana takkan datang silih berganti
Takkan ada lagi jiwa yang dikorbankan
Sadarlah…!
Sadarlah…!
Sadarlah…!
Sadarlah wahai manusia…!
* Hayalan dan Kenyataan *
Karya : Nolpitos Hendri, S.Hum
Terpaan badai silih berganti
Bencana sering terjadi
Berkacalah…!
Beningnya laut diterpa matahari
Bak mutiara yang berkilauan
Niat hati hendak memungut
Niat hati hendak memetik
Kiranya itu hanya hayalan
Nyatanya itu hanya angan
Semilirnya angin laut
Sejuknya hawa pegunungan
Tetes-tetes embun pagi
Menidurkan mata yang terpana
Membelai kulit yang mulus
Menelusuri ruang-ruang terlarang
Meraba benda-benda tersembunyi
Mencium si molek rupa
Menggetarkan seluruh tubuh
Menghempaskan jasad yang tersulap
Di atas peraduan kasih
Di ranjang-ranjang kemesraan
Dalam lorong-lorong kenikmatan
Hingga kicauan burung camar membangunkan
Mengabarkan bencana
Akhirnya hatipun terluka
Kecewa dan merana
Terjatuh ke dalam Lumpur beronak
Kikislah harapan selama ini
Senin, 29 Oktober 2007
Puisi Jilid I
Label:
Mukaddimah
Diposting oleh
Pitos Punjadi
di
Senin, Oktober 29, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar