Rabu, 31 Oktober 2007

Minum Air Bersih dari Sumur

Minum Air Bersih dari Sumur

Walaupun air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sudah sampai ke daerah mereka, namun warga Kelurahan Bungo Pasang Kecamatan Koto Tangah tetap mengambil air bersih dari sumur. Kiranya mereka mempunyai alasan tersendiri untuk bertahan minum air bersih dari sumur tersebut.

NOLPITOS HENDRI-BUNGO PASANG

Perkembangan zaman sudah semakin maju, teknologi bersama arus globalisasi bertambah modern. Namun hanya sebagian warga yang mau merasakan hal ini. Karena, masih ada warga yang bertahan dengan kebiasaan mereka dan kebiasaan itu menurut mereka adalah baik dan tidak merugikan orang lain.

Salah satunya mengenai air bersih yang mereka komsumsi. Seperti kebiasaan sekelompok warga di Kelurahan Bungo Pasang Kecamatan Koto Tangah ini. Walau ke daerah mereka sudah sampai saluran air bersih dari PDAM, mereka tetap bertahan mengkomsumsi air bersih dari sumur atau air tanah. Walau sama-sama minum air bersih dari sumur, namun alasan setiap mereka berbeda-beda.

Seperti yang diungkapkan beberapa warga tersebut kepada POSMETRO. Ia minta namanya disebut dengan Anwar (49), katanya, sejak zaman dulu dirinya sekeluarga mengkomsumsi air bersih yang keluar dari tanah yang ada mata airnya. Hal itu tentu dengan menggali tanah untuk menjadi sumur yang tidak seberapa dalam. Hanya sekitar 2 meter hingga 3 meter saja.

"Keluarga saya sejak dulunya sudah biasa minum dari air tanah atau sumur. Karena, selain mendapatkannya murah, juga tidak membuat kita susah dan berpanjang urusan. Lagi pula, air sumur tidak ada jeleknya dan juga tidak banyak mudaratnya. Buktinya, keluarganya yang biasa minum air bersih dari sumur sejak dulu tidak ada yang sakit akibat air sumur," ungkap Anwar.

Lebih lanjut dijelaskan Anwar, seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, sedikit perubahan pun terjadi. Namun itu hanya dari cara mengambilnya. Kalau dulu untuk mengambil air di sumur tersebut dengan menggunakan ember yang digantung pada tali. Namun sekarang sudah tidak lagi yaitu dengan menggunakan mesin "Sanyo" dari tenaga listrik. Walau menambah pembayaran listrik, namun tidak banyak berugikan dan merepotkan.

Sementara, seorang buruh cuci, Hamidah (54) yang sempat ditemui POSMETRO mengaku tidak risih mencuci dengan air sumur. Karena hasilnya sama saja. Karena sumur di tempat-tempat ia mencuci bersih dan sudah disemen dindingnya. Sehingga airnya tida lagi keruh dan berbau. Lagi pula tidak ada diantara sumur itu yang berdekatan dengan pembuangan. Baik pembuangan sampah maupun pembuangan air kotor dari cucian.

"kalau ambo mancuci lain samo se hasil nyo nak. Kalau dulu iyo mambuek kain tu jadi kuniang. Tapi itu hanyo kadang-kadang, katiko hari hujan sajo. Tapi kini indak lai, karano sumua tu alah di dindiang jo lataknyo di dalam rumah. Kalau dikatokan sulik indak pulo do. Ambo indak paralu mangangkek nyo dari dalam sumua tu jo ember, karano alah ado masinnyo," ungkap wanita tiga anak yang biasa dipanggil Idah itu dan di iyakan oleh beberapa orang ibu-ibu yang ketika itu sedang santai menikmati angin pagi.

Namun, tidak semua warga Bungo Pasang tersebut menikmati air bersih dari sumur. Karena ada juga yang mengambil air dari PDAM dan juga dari air galon dengan berlangganan.


Tidak ada komentar: