Senin, 19 November 2007

Akhirnya Dua Tabuik Piaman Dihoyak di Padang


Tabuik Diserahkan Kepada Gubernur dan Taman Budaya

PADANG, METRO

Dua unit Tabuik yaitu Tabuik Parak Karambia dan Tabuik Padang Pasie akhirnya menghoyak Kota Padang, Minggu (18/11) di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Padang. Hal ini menarik ribuan masyarakat Kota Padang dan beberapa daerah di Sumbar untuk datang menyaksikannya. Namun, Hoyak Tabuik ini berbeda dengan biasanya yang di hoyak di Pariaman.

Untuk Tabuik Parak Karambia, setelah naik pangkat di Taman Budaya Kota Padang, langsung diarak oleh 100 orang anak Tabuik berbaju merah yang diiringi oleh irama genderang yang dimainkan oleh 8 orang serta seorang tukang pluit ke RTH Imam Bonjol melalui Jalan Diponegoro dan Jalan M Yamin. Ketika diarak, Tabuik Parak Karambia juga di hoyak di perempatan Jalan Pemuda dan didahului oleh Tabuik Lenong yang berukuran kecil sekitar setinggi 1,5 meter.

Sementara, Tabuik Padang Pasie diarak juga oleh 100 orang anak Tabuik berbaju kuning melewati Jalan Jenderal Sudirman. Tabuik yang diiringi juga oleh anggota genderang dan pluit ini, tanpa diringi oleh Tabuik Lenong.

Akhirnya, kedua Tabuik ini bertemu di depan Balaikota Padang. Disini, kedua Tabuik ini dihoyak untuk menghibur para pengunjung yang antusias menyaksikan pergelaran budaya yang cukup unik dan menarik ini. Kemudian, setelah sholat zuhur dan makan siang, kedua Tabuik diarak dengan jarak berjauhan ke RTH Imam Bonjol yang dijadikan "Padang Karbala" untuk mengikuti acara Halal Bil Halal PKDP.

Disana, sudah hadir Asisten IV bidang Administrasi dan Pemerintahan Pemprov Sumbar, Khairul Darwis, Bupati Padang Pariaman, Musliar Kasim dan jajarannya, Pjs Walikota Pariaman, Utusan DPW dan DPP PKDP, Ketua Panitia, Drs H afrizal MBA yang juga Wakil Ketua PKDP Sumbar dan jajarannya, Walikota Padang, Drs H Fauzi Bahar MSi dan Wakil Walikota Padang, Yusman Kasim.

Seorang Tukang Tabuik (Pembuat tabuik-red), Syaiful Zaid (50) kepada POSMETRO menyebutkan bahwa untuk biaya pembuatan Tabuik ini pada dasarnya hanya Rp 5 juta saja. Namun, nilai yang sebenarnya bukan itu, tetapi nilai seninya. Sehingga, apabila Tabuik ini telah selesai maka harganya akan meningkat menjadi Rp 20 juta.

Mengenai waktu, dijelaskan Zaid, untuk pembuatan satu unit Tabuik memakan waktu 10 hari. Karena, satu unit Tabuik terdiri dari bergai elemen dan unsur-unsurnya. Salah satu unsur yang tidak perlu ditinggalkan itu adalah unsur "Adat basandi sayarak, syaraka basandi kitabullah. Syarak mangato adat mamakai".

Dengan demikian, lanjut Zaid, ada beberapa komponen Tabuik itu yaitu hiasan berbentuk payung sebanyak 9 buah yang terdiri dari 8 kecil dan 1 besar. Delapan payung itu, empat melambangkan adat yaitu "Kato nan ampek" sedangkan yang empat lagi melambangkan Syarak yaitu "Kalimat nan ampek". Empat payung yang melambangkan adat diletakkan di atas dan yang melambangkan syarak diletakkan di bawah. Karena sesuai dengan falsafahnya "Adat manurun, syarak mandaki".

Sementara, satu payung yang besar itu melambangkan seorang ninik mamak yang meruakan seorang yang dituakan, "Pai tampek batanyo, datang tampek babarito, sulua bendang dalam nagari, paga kamanakan jo nagari jan binaso".

Tentang badan Tabuik yang berbentuk badan kuda, dijelaskan Zaid, itu melambangkan kekuatan adat yang sama dengan kekuatan kuda. Sesuai pula dengan falsafah, "Indak lapuak ditimpo hujan, indak lakang ditimpo paneh".

Sedangkan Seksi Tabuik, Uncu Muchni kepada POSMETRO mengatakan, untuk menghadirkan 2 unit Tabuik ini, panitia mengahabiskan dana sekitar Rp 200 juta. Sementara, anak Tabuik yang berjumlah sebanyak 200 orang berasal dari Kota Padang, namun untuk pemain genderangnya didatangkan dari Pariaman. Karena mereka yang bisa memainkan tiga irama genderang yaitu irama burak, pasambahan dan persaudaraan.

Dijelaskan Uncu, di antara dua unit Tabuik ini, ada Tabuik Maradai atau Tabuik Lenong yang keluar duluan sebelum Tabuik besar keluar. Hal ini untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa Tabuik besar akan keluar. Namun, kadang kala juga berarti untuk meminta dana dalam menggelar acara Tabuik ini.

Mengenai Naik Pangkat, hal ini dimaksudkan penyatuan dua bagian Tabuik. Yaitu penyatuan bagian kepala dan badan. Hal ini dilakukan sebelum Tabuik ini dihoyak. Seperti, Tabuik Parak Karambia Naik Pangkat di Taman Budaya dan Tabuik Padang Pasie Naik Pangkat di Padang Pasir.

Ketua Panitia Halal Bil Halal PKDP, Drs H Afrizal MBA yang ditemui POSMETRO mengatakan, pengangkatan acara tabuik ini adalah untuk memeriahkan acara Halal bil Halal ini. Sekaligus sebagai salah satu objek wisata yang unik dan menarik.

"Karena anggota PKDP berada hampir di seluruh penjuru Indonesia, maka hal ini kiranya akan mendapat respon yang positif untuk dapat diperkenalkan kepada anggota PKDP merantau. Sehingga, orang-orang yang ada di daerah tempat kita merantau akan datang ke Sumbar," tutur Afrizal.

Namun, lanjutnya, prosesi Tabuik sekarang ini tidak sama dengan prosesi Tabuik pada Bulan Muharram. Karena, Tabuik ini natinya tidak akan dihanyutkan ke laut, tetapi akan disimpan. Satu unit tabuik akan diserahkan kepada Gubernur Sumbar, H Gamawan Fauzi dan yang satunya lagi akan kita serahkan kepada Taman Budaya untuk menjadi aset budaya. (nph)

Tidak ada komentar: