Kamis, 29 November 2007

Koperasi Masih Tertinggal

Butuh Pelatihan dan Kebersamaan

PADANG, METRO

Koperasi masih tertinggal dari dua penggerak ekonomi lainnya yaitu Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) dan Badan Usaha Swasta (BUS). Terutama dalam segi kualitas yang grafiknya cendrung turun naik dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi itu sendiri. Untuk itu perlu kiranya untuk diberikan pelatihan sebagai pencerahan bagi anggota ataupun pengurus.

Begitu disampaikan Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sumbar, Drs H Karseno kepada sekitar 50 orang peserta Workshop/Pelatihan Perkoperasian yang diadakan Lembaga Bina Swadaya Mandiri Indonesia (Lebsindo) Sumbar pada saat membuka acara itu di Hotel Sedona Bumi Minang, Rabu (28/11).

Lebih jauh dijelaskannya, walau koperasi juga bersidat swasta, namun berbeda dengan usaha swasta atau BUS. Karena, koperasi lebih mengutamakan kebersamaan, sehingga memiliki anggota yang banyak. Pada tahun 2001 hingga tahun 2005, ada peningkatan kuantitas atau jumlah koperasi yang mencapai jumlah ribuan di Sumbar. Namun, dalam segi mutu atau kualitas dinilai dan terlihat menurun.

Pergerakan koperasi itu sendiri, sebut Karseno, dapat dilihat dari RAT yang dilakukan. Karena Dekopin melakukan penilaian koperasi melalui RAT ini. Sehingga, tersinyalir banyak koperasi yang tidak menjalankan RAT. Namun, pada tahun 2006 dan tahun 2007 ini terlihat ada peningkatan atau perbaikan. Kuantitas terus bertambah dan kualitas juga naik. Hal ini sesuai dengan penilaian yang dilakukan Dekopin. Walau pada kenyataannya ada koperasi yang mendapat nilai D dan C, tapi ada juga yang mendapat nilai A dan B.

"Untuk lebih majunya koperasi, maka utamakanlah kembali demokrasi koperasi itu yang berdiri karena kebersamaan anggota dan pengurus. Dengan artikata, mengutamakan kesejahteraan anggota dan memecahkan masalah dengan musyawarah untuk mufakat. Karena, koperasi akan tetap hidup bila pengurus memperhatikan anggotanya dan pengurus harus berusaha membuat anggotanya berperan aktif. Baik dalam bekerja maupun membantu dalam permodalan selain modal dari luar," terang Karseno.

Sementara itu, Direktur Lebsindo, Dikky Zulfikar SE didampingi Asisten Manager Konsulting dan Training Centre, Albusra SPd kepada POSMETRO mengatakan, sebagai lembaga sosial yang bergerak di bidang pelatihan, maka ia pun mengangkat sebuah pelatihan bagi pelaku koperasi dengan tujuan membangkitkan kembali semangat para palaku koperasi yang selama ini terkesan menurun.

Ditambahkan Dikky, untuk itu, peserta pada pelatihan ini berasal dari pelaku koperasi dari daerah-daerah seluruh Sumbar. Baik Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Karyawan, Dinas dan Perusahaan. Jumlah mereka pada saat ini mencapai 40 orang dari koperasi yang berbeda-beda.

"Dengan ini, kita menargetkan supaya para pelaku koperasi yang ikut dalam pelatihan ini bisa mengembangkan koperasi mereka. Sehingga koperasi tidak lagi tertinggal dari badan usaha lainnya seperti BUMN?D dan BUS. Untuk itu, kita menghadirkan dua orang permateri atau instruktur dari Bank Nasional Indonesia (BNI), Risdwan SH dan dari Praktisi Bisnis, Drs Azwir Tasar MM," jelas Dikky. (nph)

Tidak ada komentar: