Minggu, 11 November 2007

Kakak Beradik Ditabrak KA Si Binuang

Kakak selamat, Adik Masuk Rumah Sakit
Mobil Rusak Berat

PADANG, METRO

Kakak beradik, Wiko (18) dan Beuty Fabiola Hallen (16) ditabrak kereta api (KA) penumpang Si Binuang ketika melintasi di pelintasan liar di Jalan Tepi Banda Bakali Jati Baru, Sabtu (10/11) sekitar pukul 18.45 WIB. Akibatnya, fabiola terpaksa di rujuk ke rumah sakit (RS) Bhayangkara Jati, sedangkan kakaknya Wiko selamat. Sementara mobil Toyota Kijang Krista BA 9 AI yang dikendarai Wiko terseret sekitar 15 meter dari jalan.

Wiko yang berhasil ditemui POSMETRO di tempat kejadian peristiwa (TKP) menyebutkan, pada awalnya dia menemput adiknya dari sekolah dan hendak pulang ke rumahnya di Andaleh No 86 B Kecamatan Padang Timur. Ketika melewati Jalan Tepi Banda Bakali itu, ia mengendarai mobil dengan kecepatan rendah. Adiknya duduk di belakangnya pada bangku sebelah kiri. Saat itu, selain hujan yang mengganggu pendengaran, musik mobil juga dihidupkan.

Sehingga, ketika hendak melintasi rel KA itu, suara KA tidak terdengar dan Wiko terus melaju. Namun, alangkah terkejutnya ia ketika dengan tiba-tiba mobilnya ditabrak KA di bagian badan sebelah kiri mobilnya dan mobilnya terseret KA serta menghantam rambu-rambu yang bertuliskan "Awas Kereta Api, Lihat Kiri Kanan". Dalam hitungan detik saja, mobilnya sudah berada skitar 15 meter dari tempat semula dalam kondisi miring.

Ketika tabrakan itu terjadi, adiknya memekik dan langsung terdiam. Sedangkan dirinya berusaha meminta tolong dengan berteriak. Namun, teriakannya tidak ada yang menghiraukan hingga mobilnya terlepas dari kepala KA tersebut. Saat mobilnya terlepas, dia langsung melihat adiknya. Ternyata adiknya pingsan dan Wiko kembali berteriak minta tolong.

Beberapa saat kemudian, beberapa orang warga pun datang dan membantu dirinya membawa adiknya ke rumah sakit yang waktu itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sesampai di rumah sakit, ia pun kembali melihat kondisi mobilnya. Dan beberapa saat kemudian, pihak berwajib pun datang dan mengamankan lokasi. Dan ia menyelamatkan barang-barang yang ada di mobilnya yang sudah rusak berat.

Sementara, seorang saksi mata, Jamal (43) kepada wartawan mengatakan, saat tabrakan terjadi, dirinya sedang duduk di depan rumahnya yang tidak begitu jauh dari TKP. Ia terkejut dan langsung berlari ke arah TKP itu. Sesampai di TKP, ia langsung memberikan pertolongan kepada korban yang waktu itu masih berpakaian sekolah lengkap dan seorang perempuan serta dalam keadaan tidak sadarkan diri. Bersama beberapa orang temannya dan kakak korban, ia langsung membawa korban ke rumah sakit Bhayangkara.

Dia melihat korban mengalami luka di bagian kepala dan kaki kirinya. Pada awalnya ia menduga kalau korban akan tewas, namun dalam perjalanan korban sadarkan diri dan ia langsung menyuruh korban untuk berucap Istigfar. Korban pun berucap dan terlihat meringis kesakitan.

Seorang petugas UGD RS Bhayangkara, Erizal (40) kepada wartawan menyebutkan bahwa ketika korban datang langsung ditangani oleh dokter jaga yaitu dokter Ermita. Korban yang mengalami luka di bagian kepala belakang sebelah kiri di jahit dengan enam jahitan. Sedangkan dahi dan dagu mengalami luka lecet. Sedangkan betis kirinya mengalami luka memar. Hingga kini, korban sudah sadarkan diri dan akan dipindahkan ke ruang rawat inap untuk mengetahui perkembangannya.

Kepala Urusan Hubungan Masyarakat (Kaur Humas) PT Persero Kereta Api Indonesia, Busrizal yang dihubungi POSMETRO mengatakan, kecelakaan ini sangat disesalkannya. Karena ia berharap setiap pengendara berhati-hati ketika melewati setiap pelintasan liar yang tidak ada penjaga dan palangnya. Lagi pula, pelintasan liar tersebut sangat rawan terjadi kecelakaan.

Namun, kepada korban pihaknya akan membantu dalam mengurus Asuransi Jiwa ke Jasa Raharja. Untuk itu, pihak keluarga korban hendaknya mengumpulkan kwitansi pembayaran rumah sakit dan memberikannya kepada pihak PT KAI untuk pengurusan asuransi tersebut.

Sementara, KA yang melewati pelintasan itu pada pukul 18.45 WIB itu adalah KA penumpang Si Binuang. KA tersebut bertolak dari Pariaman pada pukul 16.00 WIB menuju Padang dengan membawa penumpang yang dibawanya pada pagi hari sejak di Padang yang berangkat pada pukul 07.00 WIB.

Pantauan POSMETRO di lapangan, mobil yang dikendarai kakak korban terlihat masih berdiri di atas empat rodanya dan terletak miring di tebing rel. Puluhan warga sekitar pun ikut menyaksikan mobil yang remuk akibat tabrakan itu. Sementara, Wiko menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam mobilnya di temani Pamannya Edi (50) yang mengetahui kejadian itu ketika di telpon oleh Wiko. Sementara, Febiola yang sudah dirawat di RS Bhayangkara sudah ditemani kedua orang tuanya, Hartati Anwar dan Yohanes Hallen dan juga adiknya, Agung serta kakaknya, Icha dan sepupunya Duna (12). (nph)

Tidak ada komentar: