Senin, 26 November 2007

Terkapar tanpa Bicara

Bulan Februari 2008 Mau Menikah

Dedi Santoso (24) warga Jalan Sei Batang Hari Kelurahan Tanah Saribu Kecamatan Binjai Kota Binjai yang bekerja di vulkanisir ban di Jalan Raya Indarung ini, Jumat (23/11) sekitar pukul 08.00 WIB masuk di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr M Djamil Padang. Hal ini akibat ia ikut terbakar bersama dengan vulkanisir ban serta temannya, Yogi yang telah tewas dalam kebakaran itu sekitar pukul 06.35 WIB, Jumat (23/11) lalu. Kini, Dodi yang mengalami luka bakar disekujur tubuhnya itu hanya bisa terlentang tanpa bercakap apa-apa di atas tempat tidur ruang rawat inap luka bakar RS Dr M Djamil Padang. Didampingi kakak kandungnya, Yeni Susilawati (28) dan calon istrinya, Susilawati (24) yang dalam rencana akan mendampinginya tahun 2008 mendatang.

NOLPITOS HENDRI-Jati

Jalan di lorong menuju ruangan rawat inap luka bakar RS Dr M Djamil Padang itu sudah ramai diinjak para pengunjung. Ada yang tua dan ada yang muda, malahan ada yang masih anak-anak. Para pengunjung ada yang duduk di lantai dan bersandar ke tonggak dan ada yang duduk di bangku yang telah disediakan. Serta ada juga yang menbaca surat kabar dan tabloit berbagai mereka.

Dari pantauan POSMETRO, pagi Jumat (23/11) di tengah-tengah lalu lalang para pengunjung itu, Dodi pun berlalu dengan tempat tidur dorongnya bersama seorang perawat dan pembantu rumah sakit. Akhirnya, di depan pintu ruang rawat inap rumah sakit itu, Dodi pun berhenti di dorong dan berbelok ke kiri menuju masuk.

Sesampai di dalam ruangan, terlihat di sebelah kiri terdapat dua bangsal yang telah diisi pasien lain. Kemudian, Dodi pun dipindahkan dari tempat tidur dorong itu ke bangsal yang telah ada di sebelah kiri dua pasien itu.

Maka, terlihatlah geliat Dodi yang menahan sakit dari sekujur badannya yang melepuh karena panasnnya api. Mukanya mulai membengkak dan mengandung air. Begitu juga dengan badannya bagian perut dan bagian rusuknya. Sementara, kulit kakinya terlihat melepuh dan berwarna merah.

Hingga sore Jumat (23/11) sekitar pukul 17.00 WIB, Dodi masih terlentang di bangsalnya. Ia terlihat tertidur lelap dengan infus yang telah dipasang juga dengan alat bantu buang air kecil. Sementara keluarganya tidak telihat disana, mungkin mereka sedang kelaur untuk membeli keperluan. Kiranya, Dodi hanya bisa menunggu kesembuhannya dengan selalu berdoa untuk dirinya dan untuk temannya yang telah mendahuluinya.

Senin (26/11), ketika dikunjungi POSMETRO, Dedi Santoso anak ke-6 dari 7 orang bersaudara telah didampingi oleh kakak kandungnya, Yeni Susilawati yang terlihat tidak ingin sedikit pun membiarkan adiknya kesepian. Sehingga ia selalu mendampingi dan sesekali mencium kening adiknya yang luput dari jamahan api.

Kepada POSMETRO, Yeni mengatakan, dia telah datang pada siang Jumat hari kejadian itu. Karena keluarganya dikabari kalau Dedi kecelakaan. Untuk itu dia yang datang, karena ia sangat menyayangi adiknya itu. Lagi pula, Dedi ke Padang adalah untuk bekerja demi mencari uang untuk biaya pernikahannya bulan Februari tahun 2008 mendatang dengan Susilawati.

Dijelaskan Yeni, Dedi merupakan anak keenam sesudahnya dari 7 orang bersaudara. Kini mereka hidup dengan seorang bapak, karena ibunya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Mengenai biaya, ia tidak mengetahui siapa yang membayar. Yang jelas adiknya cepat sembuh dan bisa bekerja lagi untuk mencari uang guna pernikahannya mendatang.

Sementara itu, calon istri Dedi, Susilawati telihat matanya masih berlinang air mata dan sudah merah. Kepada POSMETRO, Susilawati mengatakan, dirinya sampai di Padang pada hari Minggu (25/11). Ia mengaku telah tiga tahun menjalin hubungan dengan Dedi. Karena sudah sama-sama setuju, maka mereka sudah berencana akan menikah pada bulan Februari yang akan datang. Rencana pernikahan ini sudah dibicarakan pada waktu sebelum puasa yang lalu.

Tidak ada komentar: