Sabtu, 03 November 2007

Peserta KZAT Wisata Budaya dan Religius



10 Objek Wisata menjadi Tujuan

PADANG, METRO

Setelah memompa fikiran dengan mengikuti seminar selama tiga hari, para peserta Konferensi Zakat Asia Tenggara (KZAT) mengikuti Wisata Budaya dan Religius ke sepuluh objek wisata yang tersebar di Sumatera Barat, Jumat (2/11). Acara ini merupakan agenda terakhir dari KZAT sebelum ditutup oleh Gubernur Sumbar, H Gamawan Fauzi.

Ketua Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Padang, Prof Dr Salmadanis yang dihubungi POSMETRO menyebutkan bahwa ini untuk memperkenalkan daerah-daerah dimana Islam itu pertama kali disebarkan di Sumbar atau di Minangkabau oleh para ulama-ulama seperti Syekh Burhanuddin. Selain itu, memberikan nuansa ketenangan kepada peserta seminar terhadap Sumbar yang kaya dengan wisata alam dan keindahan alamnya yang luar biasa. Keindahan alam itu sendiri tidak dimiliki oleh daerah lain.

Dilanjutkannya, wisata yang mereka ikuti itu yaitu wisata alam, budaya dan wisata religius. Untuk wisata alam, peserta diajak mengunjungi Danau Maninjau, Ngarai Sianok, Bukittinggi dan Minang Village. Untuk wisata budaya, peserta diarahkan mengunjungi Museum Buya Hamka, Perpustakaan Bung Hatta, Jam Gadang dan Bukittinggi. Sedangkan untuk wisata religius, peserta dibawa untuk berkunjung ke kuburan Stekh Burhanuddin di Ulakan Padang Kabupaten Padangpariaman serta Diniyah Putri dan Tawalib Padang Panjang.

"Ini sebagai perkenalan kepada peserta bahwa di Sumbar juga memiliki wisata religius yang lebih banyak dan beraneka ragam. Jadi, mereka tidak saja mengenal Bali tapi juga mengenal Sumbar. Dan hal ini diharapkan bisa mereka bawa ke negara-negara mereka terutama negara-negara yang tergabung ke dalam Dewan Zakat Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaisya dan Singapura (MABIMS)," ungkap Salmadanis.

Diharapkan oleh Salmadanis, dengan kegiatan terakhir ini, para peserta bisa menjadi pembawa kabar baik tentang pariwista di Sumbar ini. Sekaligus, juga untuk memperkenalkan objek wisata Sumbar kepada daerah lain yang ada di Indonesia, baik wisata budaya maupun religius. Dengan demikian, bisa hal ini dikatakan dengan promosi pariwisata.

Mengenai berakhirnya kegiatan ini, diharapkan Salmadanis supaya Kota Padang ini bisa menjadi daerah yang menjadi percontohan dalam pengelolaan zakat. Selain itu juga menjadi daerah yang banyak dikunjungi pariwisata dari daerah lai, terutama luar negeri. (nph)


Tidak ada komentar: