Selasa, 08 Januari 2008

IAIN IB Bantu Ekonomi Warga Anduring

Profil Kelurahan Anduring
Keberadaan Mahasiswa Sangat Membantu Perekonomian Warga

PARAK JIGARANG, METRO

Keberadaan Kampus Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol (IAIN IB) Padang di Kelurahan Anduring Kecamatan Kuranji sangat membantu perekonomian warga setempat. Kenapa tidak, setiap hari mereka merogoh uang di saku mereka untuk keperluan sehari-hari di warung-warung warga setempat.

Demikian disampaikan Lurah Anduring, Parli Amri kepada POSMETRO ketika ditemui di kantornya di Parak Jigarang, Kamis (3/1). Kenapa tidak, 470 jiwa dari 9.854 jiwa jumlah total penduduknya bekerja sebagai wiraswasta. Dengan artikata, mereka berjualan di warung-warung dan toko berbagai macam kebutuhan.

Dikatakannya, di daerah seluas 4,04 KM persegi Kelurahan Anduring tinggal 7.632 jiwa penduduk usia bekerja dan tersebar di 7 RW dan 28 RT. Dari jumlah tersebut, yang sudah bekerja sebanyak 6.576 jiwa dan 470 jiwa bekerja sebagai wiraswastawan. Namun, tidak dapat dipungkiri, juga ada penduduk yang bekerja selain itu seperti karyawan sebanyak 13 jiwa, tani 240 jiwa, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 409 jiwa dan buruh sebanyak 542 jiwa.

"Namun, walaupun begitu, semua tergantung kepada keberadaan mahasiswa tersebut. Karena semakin banyaknya mahasiswa semakin banyak pula warga yang membangun rumah. Maka secara tidak langsung juga telah membuatkan pekerjaan bagi buruh yang kebanyakan buruh tukang. Begitu juga dengan petani yang berusaha di lahan seluas 114 Ha. Karena pada umumnya mereka adalah petani sayur dan padi. Secara tidak langsung telah bisa memasarkan sayur mereka ke warung-warung setempat," ungkap Parli.

Dijelaskannya, sekitar 7 ribuan mahasiswa IAIN IB Padang itu, 6 ribuan berada di Kelurahan Anduring. Mayoritas di RW VI Rumah Tiga Ruang, RW IV Surai Balai, RW III Parak Jigarang, RW II Sarang Gagak dan RW VII Simpang Anduring. Mereka tinggal di kontrakan dan rumah kost warga.

Dilanjutkannya, walau 1.054 warga yang sudah berada pada usia kerja yang belum bekerja dari jumlah total penduduk, namun bukan berarti semua mereka penganguran. Karena mereka pada umumnya masih berada di sekolah dan perguruan tinggi. Sehingga dengan itu, salah satu potensi yang bisa diandalkan di masa yang akan datang adalah generasi muda yang sudah berpendidikan rata-rata SLTA dan S1 (Sarjana).

Sementara itu, lanjutnya, dari jumlah total penduduk sebanyak 9.854 jiwa itu, 2.222 jiwa termasuk kepada keluarga miskin. Namun, miskinnnya mereka bukan berarti mereka kurang makan. Akan tetapi, mereka miskin dalam segi biaya untuk berobat dan pendidikan. Sehingga apabila mereka sakit mereka kesulitan untuk mencari biaya dan begitu pula ketika ada anak mereka yang mampu untuk bersekolah atau kuliah di perguruan tinggi swasta yang identik dengan biaya yang tinggi. (nph)

Tidak ada komentar: