Rabu, 16 Januari 2008

Unand dan Modco Foundation Komit Kembangkan SRI

Unand dan Modco Foundation Komit Kembangkan SRI

PADANG, METRO

Universitas Andalas (Unand) dan Medco Foundation telah berkomitmen untuk mengembangkan "The System of Rice Intensification" (SRI) di Sumbar. Hal itu secara awal telah dibuktikan dengan ditanda tanganinya "Momerandum of Understanding" (MoU) kerjasama antara Unand dan Medco Foundation tentang komitmen untuk mengembangkan SRI tersebut.

Akta kerjasama tersebut ditanda tangani pada pembukaan acara Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi dan Dukungan Kajian Akademis Penerapan "The System of Rice Intensification" (SRI) di Unand, Selasa (15/1).

Rektor Unand, Prof Dr H Musliar Kasim MS kepada wartawan setalah acara pembukaan itu mengatakan, munculnya komitmen Unand untuk mengembangkan SRI ini di Sumbar terpanggil dari adanya indikasi penurunan produksi padi Sumbar. Sementara kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan pada tahun 1994 lalu, Sumbar merupakan daerah swasembada pangan.

Ditambahkan Musliar, hal ini juga sebuah kemauan yang sangat besar untuk membantu program pemerintah terutama dalam ketahanan pangan. Kemauan itu salah satunya bisa diwujudkan dengan SRI. Namun, untuk itupun perlu dilakukan kerjasama dengan pihak terkait seperti Medco Foundation. Dengan artikata, disini Unand menyediakan tenaga dan lahan sedangkan Medco Foundation menyediakan dana.

"Untuk itu, pada tahun 2008 ini, seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian Unand diwajibkan untuk tinggal di asrama. Kemudian, mereka diatur sedemikian rupa dengan membagi waktu mereka menajdi dua. Dari pagi hingga siang mereka belajar di lokal atau materi sedangkan pada siang hingga sore harinya mereka diturunkan ke lapangan dengan diberikan lahan per kelompok untuk mereka kelola untuk mewujudkan SRI ini. Dari sini, nantinya akan disampaikan ke masyarakat melalui mereka juga ketika Praktek Kerja Lapangan (PKL)," terang Musliar.

Sementara itu, Kepala Medco Foundation, Arifin Panigoro kepada wartawan mengatakan, kerjasama ini terjalin karena mempunyai tujuan yang sama dan komitmen untuk meningkatkan produksi pangan Sumbar. Medco Foundation menyediakan dana sedangkan Unand memiliki Science dan lahan untuk penerapan SRI. Baik itu lahan Unand sendiri maupun lahan Unand.

"Sementara untuk penerapan SRI di masyarakat itu dilakukan secara perlahan. Kemudian, untuk evaluasi dilakukan setiap setelah panen. Hal ini juga dilakukan oleh Unand dengan memanfaatkan mahasiswanya yang memerlukan pengalaman itu untuk memantapkan lmu pengetahuannya," jelas Arifin.

Pada acara Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi dan Dukungan Kajian Akademis Penerapan "The System of Rice Intensification" itu, hadir Menteri Ketahanan Pangan yang diwakili oleh Kepala Ketahanan Pangan Pusat, Cuk Eko Hari Basuki, Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Asisten II, Surya Dharma Sabirin, Walikota (Wako) Sawahlunto, Wako Padang yang diwakili Wawako Padang, Muslim Kasim dan Kadis Pertanian se-Sumbar. (nph)

2 komentar:

omyosa mengatakan...

if agriculture is considered as a business, and we care about the unemployment and poverty in rural areas,

“MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA”

Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.

Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi. Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

"BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR GOROWO",

Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072

omyosa mengatakan...

if agriculture is considered as a business, and we care about the unemployment and poverty in rural areas,

“MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA” (lanjutan)

• PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah dengan kandungan asam amino paling tinggi yang penggunaannya sangat mudah,
• sedangkan EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan/merehabilitasi tanah rusak akibat penggunan pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali,
• sementara itu yang dimaksud sistem jajar gorowo adalah sistem penanaman padi yang diselang alur/selokan/parit yang lego, jero, dan dowo, bisa 2 padi selang 1 gorowo atau 4 padi selang 1 gorowo, dan
• yang paling penting dalam bertani pola gabungan ini adalah relative lebih mudah olah lahannya dan lebih murah biayanya.

CATATAN:

1. Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/ mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu ANDA MENJADI AGEN SOSIAL penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.

2. Cara bertani organik tidak saja hanya untuk budidaya tanaman padi sawah, tetapi bisa juga untuk berbagai produk-produk agro bisnis yang meliputi pertanian (padi, palawija, buah dan sayuran), perkebunan, perikanan, dan peternakan.


Hasil panen setelah menggunakan Pupuk Ajaib

Kesaksian untuk tanaman pertanian tanpa pestisida kimia, dan perangsang tumbuh tambahan lainnya :
* Cabe Organik bisa mencapai 6 kg/pohon, dan umur tanaman bisa sampai 3 tahun.
* Padi Organik bisa mencapai rata-rata 16—24 ton / hektar.
* Bawang Merah Organik bisa mencapai diatas 24--36 ton / hektar
* Jamur Tiram Organik bisa meningkat 300 %, dan bebas ulat !
* Bawang Daun Organik bisa mencapai rata-rata 1 kg/batang
* Kol Organik bisa mencapai rata-rata 5-8 kg/pohon
* Sawit sudah tidak produktif bisa kembali lagi produktif,

Kesaksian untuk hewan dan ikan tanpa vaksin, antibiotik, dan vitamin lainnya :
* Nila 3cm dirawat 2 minggu bisa sebesar umur 2 bulan padahal
* Bebek afkir biasanya telurnya 10% bisa meningkat jadi 50% lebih.
* Sapi beratnya meningkat di atas 1,5 kg/hari pakannya hanya rumput.
* Broiler bisa panen pada hari ke 28-29 berat 1,5-1,7 kg
* Pembibitan lele angka kematian bisa sampai pada 0%
* Budidaya belut bibit 3 bulan bisa mencapai berat 500 gram/ ekor
* Lele 5—7 cm bisa panen dalam waktu 29 hari

Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.

AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

Anda siap menjadi donatur bagi pekerja sosial agen penyebaran informasi, atau Anda sendiri merangkap sebagai pekerja sosial agen penyebaran informasi itu dilokasi sekitar anda berada, atau pada wilayah yang lebih luas lagi diseluruh Indonesia?

Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072